Friday, December 19, 2014

Hidup Sebatang Pisang

the dying banana tree in my village

Pohon pisang yang telah ditebang tapi tetap berbuah


Pisang ambon

Pisang gedang saba


Ada banyak macam tanaman pisang di Bali. Tanaman pisang tidak mengenal musim seperti tanaman lain yang berbuah hanya pada musim tertentu, sedangkan pisang bisa berbuah kapan saja. Pohon pisang juga bias tumbuh dimana saja, tanpa harus diberi perhatian khusus oleh penanamnya. Pisang adalah tanaman yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Kita dapat memakai pisang mulai dari daunnya sebagai pembungkus makanan, sebagai sarana sesajen dan juga sebagai makanan binatang seperti ulat.

Di beberapa Negara seperti Samoa Barat, Fiji serta Negara-negara di wilayah Pasifik, di Ghana Negara di Afrika menggunakan pisang jenis tertentu sebagai makanan pokok mereka. Di Samoa Barat misalnya, orang merebus pisang hijau yang masih mentah di dalam santan kelapa lalu dimakan sebagai menu utama dengan lauk ikan bakar atau ayam panggang. Tidak hanya pisang hijau tetapi juga sukun dipakai makanan pokok oleh penduduk Samoa. Ketika saya di Samoa selama dua bulan, saya menjadi kurus karena susah mendapatkan nasi, walau ada biasanya harganya sangat mahal. Sedangkan di Ghana, mereka menggoreng pisang yang masih mentah dijadikan bahan makanan utama ditambah sayur-sayuran serta daging.

Di Bali, pisang saba merupakan bahan makanan yang ideal bagi para bayi di generasi tua sebelum produk modern diperkenalkan kepada peradaban jaman sekarang. Pisang saba punya mitos tersendiri kenapa menjadi makanan yang baik bagi para bayi.

Pisang gedang saba baik untuk pisang goreng dan kolek

Pisang ini enak untuk para bayi


Ceritanya sebagai berikut (menurut lontar Sudamala):
Pada suatu hari, Bathari Uma istri Bathara Siwa yang cantik dituduh berselingkuh dengan Bathara Brahma dimana pada saat itu Bathara Siwa sedang bermeditasi di Gunung Mahameru. SangHyang Tri Tunggal melaporkan perbuatan Bathari Uma kepada Bathara Siwa. Tanpa piker panjang, Bathara Siwa mempercayai laporan SangHyang Tri Tunggal dan mengutuk Bathari Uma menjadi raksasi dengan rupa yang sangat menyeramkan. Tubuh yang langsing menjadi besar, mata mendelik bagaikan dua matahari, lubang hidung bagaikan rongga sumur, lidah pangjang menjulur, taring panjang keluar dari bibir, kedua susunya besar menggantung di dada, rambut panjang awut-awutan. Bathari Uma menangis mendapatkan dirinya telah berubah menjadi raksasi. Bathara Siwa mengutuk Bathari Uma untuk bersemayam di kuburan para manusia dengan gelar Bathari Durga. Bathari Durga diberi panugrahan oleh Bathara Siwa supaya punya kesaktian untuk membuat orang sakit sampai meninggal kalau tidak melakukan upacara permintaan maaf kepada Bathari Durga. Bathara Siwa juga memberikan istrinya pelayan berupa makhluk yang menyeramkan supaya ada yang membantu Bathari Durga di dalam melaksanakan tugasnya di dunia. Bathari Durga juga diberi anugrah untuk menjadi Ratuning Leyak kabeh, yaitu Ratu segala orang yang ingin bias ngeleyak dengan syarat orang yang belajar ngeleyak tidak boleh berbuat merugikan orang lain dan tidak boleh membunuh orang tanpa dosa.